Madrasah Diniyah Tarbiyatul ‘Ulum
Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) adalah suatu lembaga pendidikan Diniyah Islamiyah yang keberadaannya masih berkaitan dengan Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) adalah suatu lembaga pendidikan Diniyah Islamiyah yang keberadaannya masih berkaitan dengan Pondok Pesantren Panggung Tulungagung. Karena sebelum sistem lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) ini berdiri, Pondok Pesantren Panggung Tulungagung telah berdiri lebih dahulu.
Ada pun sistem pendididikan dan pengajaran menggunakan sistim pendidikan yang masih klasik dan nyetrik (bandungan ,sorongan, wetonan). Sistem pendidikan yang klasik seperti itu masih bisa jumpai sampai masa sekarang ini, terutama didalam pondok pesantren yang notabenenya masih dalam lingkup salaf.
Dengan sistem inilah yang membedakan antara pendidikan formal dan non formal (salaf). Dalam perintisannya pondok pesantren dan madrasah diniyah tersebut dirintis oleh K.H. Asrori Ibrohim pada tahun 1953 M, mendirikan Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
Dalam perintisan dan pengembangan Pondok Pesantren Panggung Tulungagung, K.H. Asrori Ibrohim dibantu oleh saudara iparnya yaitu ; K.H. Muhammad Syafi’i Abdurrohman. Dimana kala itu hanyalah mushola kecil yang di gunakan untuk ibadah sholat dan pengajian kitab klasik.
Seiring bergulirnya waktu, banyak santri yang berdatangan untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung. Dari situlah K.H. Asrori Ibrohim dan K.H. Muhammad Syafi’i Abdurrohman mulai berfikir untuk jangka panjang dalam mengembangkan dakwah Islam yang lebih luwas lagi dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan sistem Madrasah Diniyah yang diberinama Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) pada 1960 M.
Dalam tingkatan pembelajaran yang ada di Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu ; Ula setingkat Sekolah Dasar (SD), Wusto setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Ulya setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum pertama kali dijabat oleh K.H. Asrori Ibrohim pada tahun 1953 s/d 1997. Sedangkan pada periode kedua kepemimpinan dijabat oleh K.H. Muhammad Syafi’i Abdurrohman pada tahun 1997 s/d 2009.
Seiring putaran zaman, Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum tetap eksis dengan mengedepankan ciri kas sebuah madrasah diniyah ala pesantren klasik. Meski demikian dari sudut kuantitas keberadaan santri mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum mayoritas sebagian santri ada yang mukim dan ada yang tidak. Dari catatan buku induk santri, keberadaan santri Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum antara santri yang mukim dengan yang tidak santri mukim itu berimbang setiap tahunya.
Maka dengan kondisi yang seperti itulah tidak akan mengurangi intensitas kegiatan keagamaan dan pendidikan di Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum. Karena keberadaan santri Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum ini berasal dari lingkungan sekitar, dari desa lain yang berdekatan dengan lokasi madrasah dan bahkan luwar kabupaten ataupun luar pulau.
Madrasah Diniyah ini murni mengajarkan ajaran agama Islam seperti halnya yang diajarkan di pondok pesantren lainya. Dalam gagasan tersebut dikemukakan K.H. Asrori Ibrohim dengan maksut untuk menimbang kwalitas serta efensiesi sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung dan Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum.
Tujuan dari gagasan tersebut untuk jangka panjang sehingga kelak akan dapat melahirkan kader-kader generasi yang islami yang handal, yang mampu dan mengayomi masyarakat kapanpun dan di manapun ia ditempatkan.